Senin, 16 November 2009

Ibuku Pejuang Cinta Sejati

Hmmm…gak tau… mengapa hari ini aku ingin menulis tentang Ibuku. Apa karena ada sesuatu yang lain pada wanita ini? Ah gak taulah… Ibuku bernama Kusuma Dewi, dia berasal dari keluarga Muslim fanatik… ya pokoknya Tiada Tuhan selain Allah… hahahaha… emang Tuhan gak boleh nama samaran??? Terkadang aku ingin ketawa bila ada orang tidak bijak dalam mengartikan ayat suci tersebut. Kembali ke ibuku, karena ia dilahirkan dari keluarga Muslim, maka secara otomatis ia pun diklaim sebagai umat Muslim. Tapi entah mengapa ia dipertemukan oleh Sang Kuasa dengan kekasih hatinya yang beragama Hindu.


Bapakku seorang Nahkoda kapal penyebrangan… dan aku tak habis pikir…bagaimana bisa meluluh lantakkan hati ibuku hanya dalam 3 hari? Hahahaha… padahal aku saja butuh 6 bulan untuk menggaet hati cewek… Ya … kebesaran Sang Hyang Widhi… apabila itu adalah kehendakNya maka akan terjadi. Padahal bapakku mengaku bahwa saat itu dia telah dijodohkan sama keluarganya. Tapi sekali lagi, bila Sang Hyang Widhi bilang “Tidak” maka ya tidak akan terjadi meskipun rencana itu sangat matang dipersiapkan.


Seiring waktu cinta kasih mereka semakin kokoh dan secara gentlemen bapakku meminta kepada orang tua ibuku, agar mereka diijinkan untuk menikah… Dan hasilnya sudah dapat ditebak yaitu “Ditolak”. Ya… karena cinta kasih mereka sangatlah kuat, akhirnya mereka membuat sebuah keputusan untuk kawin lari. Terus tentang Agamanya??? Pernah ibuku mengatakan bahwa ketika wanita telah memilih seorang pria, maka dialah yang menjadi pimpinan wanita tersebut. Prinsip itu telah ibuku terapkan. Well… prinsip yang bagus, tapi sangatlah bertentangan sama dorgma-dorgma yang ia terima semenjak dari bayi. Bisa kubayangkan betapa banyak cercaan yang ibuku terima dari keluarganya, dibilang murtad lah, tidak tau balas budi… ah macam-macamlah.


Terlebih-lebih ketika ibuku melahirkan aku dalam keadaan cacat…Wah… makin gencar cercaannya, dibilang “kok mau sama kafir ya ini akibatnya”, dan masih banyak hinaan yang menusuk telinga ibuku. Aku sangat takjub sama ketangguhan ibuku… Aku yakin bahwa tidak banyak wanita yang seperti ibuku… karena mantan istriku saja kalah dalam menahan kilian di telinganya dari ibunya… dan meninggalkan cinta yang telah kami bangun selama 5 tahun… Hmmm Ibuku pantas kuacungi jempol.


Sempat kutanyakan, mengapa ibu kuat? Ibuku bilang “Cinta adalah salah satu kekuasaan Tuhan, Sehingga tidak ada kata salah bila kita menyakininya”. Dan dia bilang juga bahwa aku cacat bukan semata akibat dari karmanya dia, melainkan sebagian besar karena dari karmaku sendiri. Hadirnya aku adalah sebuah kesempatan baginya untuk menciptakan karmapala yang baik untuknya. Sehingga dia harus berjuang demi aku… dan setelah kutelaah dengan logika ku maka dia telah berhasil, dia telah mempermudah aku dalam menjalani karmaku yang bila aku tanpa ibuku, jelas aku tak akan bisa menghabiskan karmapalaku dan jelas aku tak akan bisa menciptakan karmapala yg baik yang kelak aku nikmati di suatu hari.



(aku dan Ibuku)


Bukan aku takabur…setelah kubandingkan sama saudara-saudara ibuku, kulihat ibuku bisa disebut berhasil dalam membina keluarganya. Bahkan ada saudara ibuku yang berantakan keluarganya, padahal mereka seagama dan pernikahannya direstui oleh orang tuanya. Bukan itu saja, ibuku juga berhasil dalam menciptakan adi yang CP menjadi orang yang cukup untuk diperhitungkan. Nyatanya dalam umur 23, aku mampu mengajak bapakku ke India , aku bisa bekerja, aku bisa berkarya, aku bisa hidup seperti manusia umumnya. Itu semua karena ketangguhan cinta dari Ibu… I love U, Mom…Cepat sembuh karena aku butuh kamu.