Minggu, 01 November 2009

Tertindas atau kurang mawas diri???

Saya melihat para teroris di Indonesia, dimana mereka selalu bahwa mereka berbuat begini untuk menunjukkan rasa simpatinya kepada saudara-saudaranya yang tertindas. Mereka memberi contoh pada kasus Ambon… Tapi didalam benakku, ada pertanyaan, apa harus dengan begitu? Apa tidak cara lain? Apa mereka kurang bisa mawas diri?


Menurut saya, dimana pihak mayoritas akan selalu akan menghandle kaum minoritas, dan pihak minoritas mau gak mau mengikuti pola main dari pihak mayoritas. Dan itu lumrah adanya. Sekarang saya akan membuka beberapa kasus yang mungkin dapat dijadikan sebuah gambaran tentang nasib dari kaum minoritas.




  1. Di Gresik, ada puluhan KK yang dipersulit dalam membuat KTP, lantaran mereka beragama Hindu.

  2. Di kecamatan Sawahan Surabaya, karena sedikitnya siswa yang beragama Hindu maka akhirnya diusulkan bagaimana kalau diadakan sekolah minggu di sebuah sekolah SDN. Tapi ya gitu deh… terkesan seperti dipersulit… seolah-olah itu mata pelajaran extra kulikuler (tambahan). Padahal pelajaran agama adalah pelajaran wajib, sehingga harusnya sekolah-sekolah yang ada siswanya yang beragama Hindu, juga ikut memikirkan bagaimana siswa-siswa tersebut mendapatkan pelajaran Agama Hindu, bukannya berlagak EGP.

  3. Kalau mereka mengumandangkan Adzan, mereka entah sengaja atau tidak memasang speaker keluar dan membesarkan volumenya. Padahal di lingkungan tersebut ada umat non-muslim. Sedangkan kami ketika hendak membuat arak-arakan ogoh-ogoh harus beginilah, harus begitulah.

  4. Dan masih banyak kasus lagi.



Dari situ, kita dapat ambil gambaran bahwa memang begitulah kaum mayoritas terhadap kaum minoritas. Tapi apakah kaum minoritas harus pasrah? Tentu tidak, kita harus menjalankan lakon itu, kita harus tetap harus menunjukkan keberadaan kita, tapi kesemuanya itu harus dengan cara elegan.


Kita harus objektif melihat suatu permasalahan, jangan kita berlaku subyektif. Kita harus akui keberadaan mayoritas tersebut, Kita harus belajar bagaimana mereka menjadi mayoritas dimana seolah-olah mereka yang menjadi pemenangnya. Namun kita harus ingat bahwa tidak selalu yang banyak itu benar, bahkan di Veda, menggambarkan bahwa pihak kebenaran selalu berada di pihak minoritas. Misal: Kurawa Vs Pendawa, banyakan mana jumlahnya? Jadi jangan pesimis jadi minoritas, dan bagi anda yang berada di kaum mayoritas, janganlah terlalu berbangga diri dan bila perlu rangkullah kaum minoritas sehingga kalian menjadi utuh.