Sabtu, 24 Oktober 2009

Karmapala dan Inkarnasi

AUM SWASTIASTU, ….


Konsep ini sangatlah ditentang oleh agama-agama yang mengklaim ajaran dari langit. Secara pandangan sempit memang konsep ini sangatlah tidak masuk akal atau sulit dinalar. Bahkan masih teringat dengan jelas bahwa konsep ini menjadi bahan cemoohan dan menjadi bahan untuk menjatuhkan mental umat yang menyakini konsep ini. Seperti saya katakan, bahwa inkarnasi sulit dinalar sebab apa mungkin kita mati terus hidup lagi.



Tapi ketika saya mempelajari kimia, tenyata konsep inkarnasi identik dengan hukum “Kekekalan Masa”. Dimana sebuah masa itu bersifat kekal. Sekarang dianalogikan bahwa Tuhan bersama seluruh ciptaanNya adalah X. dan X merupakan nilai suatu masa. Bila dialam semesta ini muncul sebuah object baru, apakah nilai X tersebut akan berubah? Kalau kita menganut hukum “Kekekalan Masa”, maka nilai X tidak mengalami perubahan. Lalu bagaimana dengan object baru tersebut? Kalau secara kimia, dikatakan bahwa ada sebuah unsur di X itu yang berubah wujud. Dari sana, terlihat jelas bahwa konsep tersebut indetik konsep Inkarnasi, dimana ada suatu zat yang dapat berubah wujud. Tentu itu atas kemauanNya.


Dari diatas membuktikan bahwa konsep Inkarnasi dapat dibuktikan secara ilmiah. Selanjutnya saya akan mengajukan sebuah opini yang dapat menguatkan bahwa inkarnasi patut kita yakini. Saya sering melihat bahwa bayi lahir dalam keadaan cacat. Ya seperti saya contohnya… saya lahir dalam kondisi cacat…bukankah semestinya bayi lahir dalam keadaan suci? Kok tega2-teganya Tuhan memberi cobaan? Padahal baru hidup! Tapi di ajaran Hindu, Tuhan itu menciptakan kita untuk melakukan lakonNya sambil menebus semua karma pala yang kita bawa. Sehingga kita bisa inkarnasi oleh karena itu. Jadi bisa dikatakan bahwa Tuhan itu tidak pernah melakukan exprimen terhadap bagianNya. Melainkan ada alasan kuat mengapa hal yang tidak mengenakan terjadi pada kita, dan sebaliknya… bila kita mengalami hal yg menyenangkan.


Lalu kalau begitu, apakah bila kita sakit maka pasrah saja, atau bila kita bahagia, maka kita nikmati saja sendiri? Kalau konsep itu kita telan mentah-mentah begitu saja, maka jawabannya akan membenarkan sikap itu. Toh …semua yang terjadi itu dikarenakan oleh karma kita sendiri kok. Ya…benar…tapi perlu diingat bahwa setiap kita menerima karmapala akan menimbulkan karmapala baru lagi. Nah…kalau begitu, apakah kita pantas bila kita sakit maka kita pasrah saja? Apakah kita pantas bila kita bahagia maka kita nikmati sendiri? Kalau kita mau menerima karmapala yang buruk lagi, ya terserah anda... Tapi kalau kita menerima karmapala tersebut untuk membuahkan karmapala yang baik, maka lakukan/kerjakanlah sesuai Dharma. Mudahkan kan?


Dari ulasan diatas, maka antara karmapala dan inkarnasi sangatlah terkait. Mungkin semua ajaran agama didunia ini mempercayai konsep karmapala/sebab akibat ini. Kalau tidak, maka munafik banget. Karena seperti di Kristen dan Islam, bila umatnya melakukan kesalahan maka masuk neraka, begitu sebaliknya. Bukankah itu dalil konsep karmapala/sebab akibat? Lalu secara logika saya, mengapa pada ajaran Kristen dan Islam tidak percaya dengan Inkarnasi? Mungkin adanya penyenderhaan konsep. Sebab pada ajaran Kristen dan Islam, percaya dengan adanya kehidupan setelah kematian. Namun bagaimana rupanya? Tidak terlalu dibahas, sehingga seolah2 cuman ada dua kemungkinan saja. Kalau tidak bahagia/surga maka menderita/neraka.


Ya… seperti biasanya, disini membahas suatu topik, saya selalu menggunakan pendekatan logika. Tentang penilaian kebenarannya, ya saya kembalikan ke anda. Namun bila anda mempercayainya, ya bersiap-siaplah untuk menjadi Hindu sejati. Karena 2 srada telah anda yakini sekaligus, yaitu: karma pala dan inkarnasi/samsara.

 


AUM SANTI… SANTI… SANTI…AUM.