Sabtu, 31 Oktober 2009

Who Am I , …

Seperti yang saya ceritakan, saya bernama Adi. Rupanya lakon sebagai orang cacat memang sudah menjadi tugasku. Namun selama aku dari balita hingga aku menikah, aku sama sekali tidak memahami Hindu. Bahkan tidak mempercayainya. Ya cuma itu agama orang tua, jadi ya ikut-ikut doang... Memang selama aku sekolah, aku dikatakan anak terpandai....Ya mungkin terpandai dari anak idiot kali...Hahaha...
Hingga suatu saat saya bertemu seorang wanita, yang saat itu dia sangat mencintaiku. Sungguh tak bisa kuungkapkan disini tentang semua kenangan bersama dia. Dia begitu kokoh untuk mendampingi saya, begitu indah kumiliki, begitu segalanya. Rasanya kebahagianku itu terus mengalir hingga suatu saat diberikanlah keturunan bagiku.



(Aku Bersama dik Yayuk)


Ya...Hyang widhi mungkin terus mengalirkan karma ku yang baik-baik saja, sehingga aku terbuai akan buah karmaku sendiri. Ketika Aku mulai sadar dan ingin membersihkan, Justru disitulah karma kotor & lakonku diminta untuk mulai dijalankan. Bagaimana menjadi suami yang tegas, Bagaimana rasanya dihina, Bagaimana rasanya menjadi suami yang tidak dihargai/dilecehkan, Bagaimana rasanya dipisahkan sama buah hati, dan lain sebagainya. Memang begitulah, aku terpisah oleh anakku pada umur 3 bulan. Buah hati yang diyakini sebagai penerus purusaku, pergi, hilang, dan susah kugapai...


(Aditya Bhakti Vedanta, Anakku)


Hmmm jika... aku mengingatnya maka rasa sakitku kembali tergores. Entah mengapa hal ini terjadi...yang mana secara logis sebenarnya tak mungkin terjadi. Namun bagaimana lagi kalo Sang Hyang Widhi menghendakinya... Dari situlah aku lebih giat membuka filsafat-filsafat Hindu, dan tanpa kuduga-duga semua akan pertanyaanku terjawab dengan baik. Bahkan ada cerita... yang mirip dengan kisahku. Dan diakhir cerita itu dikisahkan bahwa semua akan berkumpul lagi dengan damai dan kebenaran akan terbit lagi... Ya semoga lah... semua alur di cerita itu akan menjadi keseluruhan alur dari kisahku pula. Sehingga, aku bisa berkumpul bersama istriku, Yayuk, dan Anakku, Adit. Dan kuharap mereka segera dapat melihat kebenaran. Karena aku yakin sebenarnya istriku, Yayuk, masih sangat mencintaiku...Akan tetapi mungkin oleh kebodohannya, ia tak mampu dapat melihat kebenaran dengan baik. Hal ini sama seperti aku dulu yang sangat bodoh dalam menyikapi karmaku sendiri.


Sambil menunggu alur kisahku...akhirnya aku memutuskan untuk membuat web ini. Dengan web ini aku bisa share, mengutarakan opini saya, dan yang terpenting adalah dengan logika kita mencari kebenaran.



AUM SANTI… SANTI… SANTI…AUM.