Jumat, 20 November 2009

Pura Kerta Bumi - Gresik

Karena keterangan dari penjaga Pura Jagad Dumadi bahwa pura ini bukanlah di daerah Bongso, dan menurut sipenjaga pura itu, masih 2,5Kiloan untuk menuju daerah Bongso serta di daerah tersebut terdapat 3 pura lagi. Batinku rasanya bahagia sekali, ternyata ajaran Veda terus bergerak meskipun terjadi pembungkaman disana-sini. Tanpa pikir panjang lagi, setelah dari Pura Jagad Dumadi, kulanjutkan perjalananku ke daerah Bongso. Tapi saya pun belum tau, ke pura manakah saya tuju? Pokoknya bonex lah (bondo nekad) hehehehe... Sesampainya di jalan Made, mobil kami berhenti. Sebab kami tak harus kemana, sambil menunggu masku tanya ke orang2, sejenak saya lihat alam sekitarnya. Batinku berkata, "Hmmm seperti pedesaan ya?". Namun benar, jika anda kesana, maka melihat kebun-kebun...ya seperti layaknya desa..


Beberapa saat masku menuju ke mobil... "Dekat lagi kok" kata masku. Dari informasi yang masku peroleh, akhirnya kami teruskan perjalanan kami. Setelah melalui jalan yg berliku-liku, sampailah kami di sebuah pura. Pura tersebut masih dalam pembangunan. Wah... malu rasanya... kami kesana pakai mobil layaknya pejabat yg sidak, tapi kesana tanpa bawa apa-apa. Karena sudah sampai, mau gak mau harus masuk... Masuklah kami ke pura itu. Kami disambut dengan ramah, melihat jalanku susah, langsung ada orang yang membantu...pokoknya welcome deh...








Umat-umat lagi pada masang paving






Umat-umat kerja bakti untuk membuat pintu masuk






Gapura menuju mandala utama

Sejenak saya ambil gambar-gambar dengan kamera HP saya. Terlihat orang-orang ngayah (kerja bhakti) dengan tulus iklas. Memang mandala madya sampai keluar belumlah rampung penuh, namun sudah dapat dilihat hasil pembangunannya. Kemudian seperti biasa kami langsung menuju mandala Utamanya untuk bersembahyang. Ketika saya masuk, wah... saya disuguhi hasil pembangunan yang bagus sekali... Rumput tertata rapi, terus gapura untuk masuk begitu bagus, pokoknya bagus deh... Bersembahyang kami di sana. Selesai bersembahyang, kami dihampiri sama pemangku, terjadilah dialog. Ternyata terbangunnya Pura ini atas kesadaran umat di lingkungan Bongso ini. Masyarakat di sekitar pura ini, pada umumnya bermatapencarian sebagai petani. Dan masih kental dengan logat madura. Kesadaran masyarakat di sekitar pura ini kian terpicu oleh adanya penumpasan PKI. Pada saat itu partai-partai yang pro PKI ikut terlindas, walaupun mereka ya beragama Islam. Sehingga kelompok-kelompok ini kian merasa dilecehkan. Mereka dianggap kotor, hina, dan lain sebagainya. Diajaran Hindu diajarkan bahwa bukanlah kemenangan yang menjadi target, malainkan kedamaian & keseimbangan lah yang kita tuju. Dari situlah masyarakat Bongso beralih ke agama Hindu.


Pembangunan pura atas usaha masyarakat sendiri. "Dulu kami kalau bersembahyang di gubuk kecil, yang sekarang dijadikan sekolah TK Saraswati", papar pemangku. Kemudian ada orang menjual lahan ini, dibelilah oleh umat untuk dijadikan pura yang dinamai Pura Kerta Bumi. Mungkin patut kita catat bahwa penjual lahan hanya memberikan waktu 3 hari untuk membeli lahan itu, jika tidak bisa maka diberi ke pihak lain. Bayangkan cuma 3 hari harus mengumpulkan dana yang besar. Padahal taraf ekonomi masyarakat sini adalah menengah kebawah. Mungkinkah terbeli umat? Namun kalau sudah Hyang Widhi berkehendak, itu seolah-olah seperti hal sepele. Jadi ada umat yang rela menjual kambingnya, ada umat yang rela menjual sapinya, ada umat yang rela menjual perhiasannya, demi terbelinya lahan untuk nantinya dibangun pura. Kalau mendengar itu, sungguh mereka berkorban demi Hyang Widhi...Malu rasanya diriku ini?


Menurut pengakuan masyarakat Bongso bahwa ketika mereka mempelajari & menerapkan ajaran Veda, maka mereka merasa damai, mereka bisa menghargai alam dan bahkan orang-orang yang bersebarangan sekalipun. Memang di Hindu, Tak ada istilah kafir, Tak ada istilah sesuatu yang hina, Karena mereka yang bersebarangan dengan kita, maka kita anggap penyeimbang kita. Jadi tetap kita anggap sesuatu yang berguna untuk kita. Itulah uniknya ajaran Hindu, yang sulit kita temui di ajaran lainnya. Dan yakinlah mereka (yang menolak otoritas Veda pada dirinya) pasti akan kembali lagi ke ajaran Veda untuk bersatu kepadaNya. "Jadi kami disini tidak ada ambisi untuk menghindukan semua orang, kami ini tidak ada ambisi untuk menguasai atau memenangkan sesuatu. Kami hanya menjaga keseimbangan, kedamaian, berkerja sama untuk menjadikan sesuatu yang dikehendaki oleh Hyang Widhi", tegasnya pemangku. Well...kata-kata yang bijak sekali....







*)

Karena saya tidak bisa memberikan alamatnya dengan jelas, maka saya akan memberikan memberikan point GPSnya. BT= 112,620870°, LS= 7,275891° - Ini adalah posisi tepat saya bersembahyang. Saya mengharap bagi yang membaca postingan ini atau umat Hindu yang diberi rejeki yang melimpah olehNya, maka sisihkan rejeki anda untuk pura ini. Jadi mari kita bantu!!