Ada pertanyaan-pertanyaan, yang cukup menganjal...dari sejak saya kecil... yaitu Mengapa sih, Brahman kok menciptakan alam semesta ini? Kan tentunya beliau tau akan efek-efeknya? Dan seolah-olah, beliau ya... sengaja mau menjebak, atau kasarannya ya... main-main lah.
Pandangan-pandangan itu terjadi... bila kita membayangkan bahwa Brahman itu sebuah sosok yang Maha... Sehingga seperti itulah... persis seperti ajaran-ajaran Abramik. Dimana ada sebuah (satu) sosok yang menyebabkan segala kejadian.
"purnamadah purnamidam, purnaat purnamudachyate, purnasya purnaamadaya, purnameva vashishyate."
(Ishavasya Upanishad)Menurut analisa saya.. yang berasal dari Veda (Salah satu sloka Upanisad diatas)... jelas yang menciptakan sesungguhnya bukanlah Brahman keseluruhan, namun hanya suatu bagian Brahman saja yang punya kehendak untuk menciptakan alam semesta ini. Bagian itulah yang sering kita sebut dengan “Purusa” (yang dapat diidentikkan dengan Brahma)... Jadi sebenarnya Purusa inilah... yang boleh saya sebut sebagai “Provokator”, yang menyebabkan bagian-bagian Brahman lainnya ikut bergetar. Namun sekali lagi... tidak keseluruhan bagian Brahman yang ikut tergetar.. Dan Bagian Brahman yang tidak ikut terprovokasi/tergetar... jauh lebih banyak/luas, ketimbang Bagian Brahman yang ikut terprovokasi/tergetar oleh ulah si Purusa tadi.
Bagian Brahman yang tidak ikut terprovokasi/tergetar, itu lebih dikenal sebagai Brahman Nirguna. Sedang... Purusa dan bagian Brahman yang ikut terprovokasi/tergetar, itu lebih dikenal sebagai Brahman Saguna.
Dari penjelasan diatas kalau kita analogikan seperti begini: Keseluruhan warga Indonesia, kita identikkan seperti Brahman (keseluruhan bagian Brahman). Kemudian dari keseluruhan warga Indonesia itu,... ada seseorang atau beberapa orang yang berhasrat untuk membuat SuperMall.
Nah... seseorang atau beberapa orang itulah kalau kita analogikan seperti Purusa (Brahma). Akibat ulah seseorang atau beberapa orang itu, menyebabkan ada seseorang atau beberapa orang lagi yang ikut tergerak untuk merespon hasrat si Purusa. Jadi Responnya...ada yang pro, ada yang kontra.
Misal yang pro: Yang mendanai, Yang Memberi IMB, para tukang supermall, pengunjung supermall yang baik, dll.
Sedangkan yang kontra: pengunjung supermall yang tidak baik, dll.
Dengan penjelasan dan analogi di atas, tentu kita bisa berpikir, Apakah Brahman itu menjebak? Tentu tidak to... Tapi apakah si Purusa itu bersalah? Tentu kita ya... tidak bisa menyalahkannya 100%, karena tentu dia punya alasan-alasan kuat untuk mewujudkan hasrat itu. Yang pantas disalahkan itu sesungguhnya ialah diri kita sendiri. Karena...kenapa kita ikut terprovokasi/tergetar. Kalau kita tidak ikut terprovokasi/tergetar, Ya... tentunya kita tidak berada disini ... Ya to? Namun... kita ya... tidak bisa 100% menyalahkan keputusan kita sendiri... tergeraknya kita... tentu juga dikarenakan oleh hasrat luhur/mulia.
Untuk lebih pahamnya...saya akan melanjutkan cerita analogi di atas..... Dalam keadaan damai, ada beberapa orang/warga Indonesia...yang punya ide untuk membangun SuperMall, karena dipikirnya dengan adanya SuperMall.... tentunya akan membuat warga Indonesia akan mudah berbelanja, serta bangunan SuperMall ini akan bisa menunjukkan bahwa Indonesia itu benar-benar exist, hebat, dll.
Sehingga beberapa orang/warga Indonesia tersebut... berusaha mencari orang-orang kuat dalam dana (ini layaknya membangunkan Wisnu). Setelah dapat, beberapa orang itu, juga mencari orang-orang yang terpandang dalam tujuan memberi/mempermudah dalam IMB (ini layaknya meminta restu Siwa).
Dari sini, terlihat bahwa sudah ada banyak orang yang ikut tergetar/tergerak. Dan orang-orang yang tergerak pada tahap ini, masihlah orang-orang yang hebat... Sehingga kelompok ini masih bisa disebut dengan Purasa.
Setelah semuanya OK (artian dana & ijin sdh dikantongi)... mulai dengan mencari arstitektur, tukang-tukang, bahan-bahan, dan lain-lain... Artinya dapat dikatakan bahwa Purusa telah menggetarkan Prakerti & Atma-Atma lainnya, dalam rangka merealisasikan hasratnya.
Tahap demi tahap... puncak dari evolusi itu, akhirnya jadilah bangunan SuperMall. Pastinya dalam bangunan SuperMall itu, membutuhkan satpam, spg, dll... Sehingga menciptakan lowongan-lowongan/jabatan-jabatan.... Tertariknya warga indonesia lainnya untuk mengisi jabatan-jabatan itu. Artinya tergetar lagi bagian Brahman yang lain...
Kemudian... ada warga indonesia lainnya, yang tertarik menjadi pengunjung. Mereka merealisasikan keinginan-keinginan berbelanjanya. Hari demi hari, pengunjung kian banyak. Suatu saat... ada warga indonesia lainnya, yang tertarik menjadi pengunjung yang iseng.... sebab dipikirnya bangunan SuperMall ini, kok banyak pengunjung yang terjebak... Akhirnya ia membuat kegaduhan-kegaduhan kecil.
Tentu hasrat/pemikiran si pengunjung yang iseng itu, adalah hasrat/pemikiran yang luhur juga. Sehingga adanya pembiaran-pembiaran terhadap ulahnya... Artinya ulah-ulahnya masih berada di koridor hukum. Melihat adanya pembiaran-pembiaran seperti itu, tergetar lagi warga Indonesia lainnya untuk melakukan tindakan-tindakan yang lebih extrim. Waktu demi waktu, yang melakukan tindakan-tindakan yang lebih extrim/jahat, kian berkembang juga. Sehingga harus ada yang menegakkan lagi rule-rule yang ada di SuperMall itu. Akhirnya pengunjung yang jahat, harus diganjar, bahkan dianggap musuh oleh kebanyakan pengunjung SuperMall ini.
Menarik bukan ceritanya??? Dari cerita diatas... Maka ketika ada pertanyaan: Siapa yang membangun SuperMall itu? Tentu jawabnya, ya... Warga Indonesia (seperti kita menyebutnya dengan Brahman). Sementara kita ketahui bersama.... bahwa Yang membangun (Dari Ide, kekuatan-kekuatan yang menjadikan, hingga menjaga kelangsungannya) SuperMall, bukanlah keseluruhan warga Indonesia. Ya kan?
Akan tetapi yang harus kita pahami bersama, yaitu: bila kita membuat onar di SuperMall itu, sama halnya kita tidak menghargai, keseluruhan Warga Indonesia. Sedang jika kita menjadi sesuatu yang Pro, di SuperMall itu, sama halnya kita menghargai, keseluruhan Warga Indonesia. Ini artinya...Bila kita sudah merasa terprovokasi (masuk ke dalam bangunan Supermall itu)... maka salah satu jalan yang terbaik adalah mengkuti Rule-rulenya...dan Bila perlu... jadilah sesuatu yang Pro di Supermall itu.
Begitu juga kalau kita sudah jenuh di Supermall itu.... maka ya tetep sama saja... anda harus tetap mengikuti Rule-rulenya untuk keluar dari SuperMall... Jangan sampai... kita lakukan memecahkan kacanya... terus kabur... Hal itu akan percuma saja... karena itu membikin bagian warga Indonesia yang lainnya akan tergerak, untuk menangkap kita... dan memaksa kita masuk ke SuperMall itu, untuk meminta pertanggungjawaban kita. Ketika pada sesi ini... masuknya kita lagi ke SuperMall itu, jelas sudah berbau hukuman.
Ya seperti itu lah... salah satu cara memahami alam semesta yang kita huni sekarang ini. Sehingga mungkin kita harus introspeksi lebih dalam lagi... Apa tujuan saya di alam ini? Sadar mau gak sadar, Diakui atau gak diakui... maka kita telah ikut tergetar/terprovokasi. Dan kalau kita sudah bergetar, maka untuk apa getaran saya ini? Jelas getaran anda akan mempengaruhi bagian Brahman lainnya. Bila kita sudah tau begitu... Tentunya getaran-getaran yang kita ciptakan...harusnya menciptakan getaran yang baik... sehingga bagian Brahman lainnya yang ikut tergetar... juga akan bergetar sesuai hasrat Luhurnya.
Semoga analisa saya ini ... Bisa menjawab pertanyaan yang menjadi ganjalan-ganjalan dalam memahami kehidupan ini. Dan saya rasa... pertanyaan ini sering dilontarkan oleh para yang digolongkan ke Atheis (walaupun secara prinsipel saya kurang setuju dengan istilah Atheis). Namun saya rasa... pemikiran orang-orang semacam Atheis itu... ditimbulkan karena Pencitraan Brahman yang seolah-olah satu Sosok yang... sesuka dirinya sendiri... Sementara Di Veda... Brahman itu bukanlah Sosok, tidak terpikiran, dll. Karena secara analisa saya... Brahman merupakan keseluruhan bagian yang kekal, baik itu bersifat CETANA, maupun ACETANA. Dan kita pun ... termasuk dari bagian Brahman. Tiada sesuatu yang bukan termasuk bagian Brahman... Seluruh nya di dalam Brahman.
AUM SANTI… SANTI… SANTI…AUM.